Laman

Jumat, 24 Oktober 2014

Membaca Alkitab

   Ada sebuah cerita, disuatu hari seorang kakek yang berkulit hitam mendatangi sebuah Lembaga Alkitab di negaranya, ia datang dan kemudian disambut oleh seorang petugas disana yang juga berkulit hitam, dengan hangat si pemuda menyambut kedatangan kakek itu dan berkata "ada yang bisa saya bantu, kek!" , "apakah kalian menjual Alkitab disini?" tanya kakek itu, "ya, benar sekali , kek" pria itu membalas,
"sebelumnya aku ingin bercerita, maukah engkau mendengarkannya?", pinta sang kakek, ""oh iya silakan"kata pemuda itu penasaran,
"Aku masih ingat, sewaktu jaman perbudakan dulu, majikan saya melarang para budaknya untuk belajar membaca dan menulis, tapi saya yang saat itu masih remaja tidak menghiraukan larangan dari majikan saya itu, sayapun memutuskan untuk belajar membaca dan menulis walaupun harus menahan cambukan dan pukulan dari majikan saya ketika saya ketahuan sedang belajar membaca buku, setelah itu ayahku dam aku mengabdi kepada majikanku yang sudah berkeluarga. Anak majikanku ini mengizinkan budaknya untuk belajar membaca agar bisa membaca Alkitab, akupun semangkin bersemangat untuk belajar membaca alkitab dan melakukan semua perintah Tuhan yang kubaca, sayang sekali aku tidak punya Alkitab lagi, aku juga tidak kuat lagi untuk bekerja agar aku dapat membeli sebuah Alkitab, tapi aku masih bisa saja membacanya jika aku memilikinya?"  
  Sang pemuda kemudian terdiam sambil berpikir mengenai beberapa persediaan Alkitab yang diberikan secara cuma-cuma. "Aku tidak mampu membeli Alkitab Nak, tapi bisakah aku mendapatkan Alkitab dengan bermain suling Nak?, kata sang kakek, Maka terdengarlah suara seruling nan merdu bergema diseluruh ruangan kantor tersebut. Pria itu segera membuka lemari dan memberikan sebuah Alkitab kepada kakek itu, seketika itu juga suara seruling itupun berhenti, matanya memandangi Alkitab yang ada diatas meja seraya berkata , "Aku bisa memperolehnya tanpa membaca Nak?", "Sesungguhnya kakek sudah membayarnya ketika dulu Kakek berani dicambuk hanya karena belajar membaca"  sahut sang pemuda. Setelah berterimakasih Kakek itupun berjalan pulang sambil membaca Lembaran Alkitab dengan penuh sukacita.

-------------------------------------------------------

  Cerita Inspiratif diatas, saya dapat dari sebuah buku renungan ceritanya sangat menyentuh hatiku, apa yang ada dalam cerita itu seperti sedang menasehati saya dan mengajari saya pentingnya membaca Alkitab, saya menyadari bahwa keinginan saya membaca Alkitab merosot tajam, dulu saya sisihkan waktu 2 jam untuk membaca Alkitab sambil bersaat teduh, tapi sekarang dengan alasan sibuk, ngantuk, dan capek saya mengabaikan keinginan hati saya untuk membaca Alkitab.

  Miris memang, tapi itulah yang sedang saya alami akhir-akhir ini, tapi ketika saya membaca cerita ini, saya sangat tersentuh merasa sangat berdosa ketika kita yang memiliki segalanya waktu dan uang untuk membeli sebuah Alkitab, malah membuat itu menjadi sekedar hiasan Kekristenan kita, tanpa pernah membacanya hanya dihari minggu saat ibadah saja, padahal didalam Alkitab banyak tersimpan rahasia-rahasia akan rencana Tuhan bagi umatnya, ada juga Hikmat yang akan membawa kita dikehidupan yang diberkati. Terlebih lagi bagi orang firman Tuhan itu bisa menuntun kita dijalan yang benar agar kita dapat meraih cita-cita kita dengan tidak menyia-nyiakan masa muda kita.

  Saya masih ingat sekali pertama kali membeli Alkitab pertama saya itu dengan uang saya sendiri, bahkan tanpa sepengetahuan orang tua saya, saya membeli Alkitab pertama saya. Bersama dengan seorang sahabat saya kami pergi ke toko buku untuk membeli Alkitab itu. Dengan semangatnya saya membaca Alkitab itu, kemanapun saya pergi saya selalu membawa Alkitab itu bahkan sampai saat ini Alkitab itu masih setia menemani saya, tapi sekarang saya malah sering mengabaikannya, saya jarang membukanya karena kesibukan-kesibukan saya, 

  Tidak mau jatuh terlalu dalam, saya berkomitmen untuk mengembalikan semangat itu, semangat akan kerinduan membaca firman Tuhan, agar saya bisa menjadi surat yang terbaca bagi sekeliling saya, dan yang pastinya saya bisa lebih berhikmat dan mengerti akan kehendak Tuhan kepada saya.

  Jadi apalagi Teman!!! buka Alkitabmu sekarang dan bacalah, itulah senjata kita untuk mengalahkan dunia ini, dengan firman Tuhan yang hidup kita dapat mengalahkan Iblis dan dunia ini. dan jangan lupa untuk senantiasa berdoa sebelum membaca Alkitab, minta Tuhan untuk memberikan Roh Kudus untuk menuntun kita dan memberikan pengertian bagi kita, agar kita lebih mengerti kehendak Tuhan dari firman yang kita telah baca, Amin

"Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran".
(2 Timotius 3:16)

SAUH BAGI JIWA

Ibrani 6:19

Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,
Harapan adalah sikap yang sehat. Mengantisipasi yang baik membawa kenyamanan bagi pikiran dan hati. Sebaliknya, keadaan putus asa adalah suatu kondisi yang mengerikan. Ini luar biasa dan menyedihkan untuk berpikir bahwa apa yang Anda hadapi tidak dapat diubah atau diselesaikan. Bagi orang yang telah kehilangan semua harapan, kehidupan tampak seperti terowongan gelap yang panjang.

Penulis kitab Amsal bahkan menggambarkan hasil dari perasaan yang tertekan ini: "Harapan yang tertunda menyedihkan hati" (Amsal 13:12a). Emosional, fisik, dan bahkan penyakit mental menghantui orang yang merasa terjebak dalam situasi suram. Tapi saya ingin memberitahu Anda, bahwa selama ada Tuhan, tidak ada situasi yang tanpa harapan. Dalam Dia, kita memiliki janji-janji kehidupan.

Orang-orang percaya memiliki pengharapan yang menyauh jiwa mereka. Hubungan kita dengan Yesus Kristus membawa kita dekat dengan tahta surga, di mana kita dapat melemparkan semua beban kita di hadapan Allah yang Maha Kuasa. Selain itu, kita dapat berpegang teguh kepada-Nya saat berbagai  cobaan kita hadapi. Oleh karena kasihNya yang besar, Dia menyediakan kekuatan bagi tubuh lelah, perdamaian bagi pikiran yang cemas, dan kenyamanan untuk hati berduka. Singkatnya, DIA adalah lampu yang lembut di terowongan gelap yang menuntun kita keluar dari berbagai ujian dan pencobaan.

Ibarat kapal, pengharapan adalah jangkar terbaik untuk jiwa kita.