Laman

Selasa, 24 Mei 2016

Jatuh Kedalam Lubang yang Sama

Ayat bacaan: 1 Korintus 15:34
=======================
“Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi!”



“Hanya keledai yang jatuh ke dalam lubang yang sama.” Ini adalah ungkapan yang tidak asing bagi kita, yang sering dipakai untuk mengingatkan agar kita tidak jatuh ke dalam kesalahan yang sama berulang-ulang. Tapi kenyataannya, berapa sering kita jatuh ke dalam lubang yang sama? Kerap kali manusia mudah jatuh mengulangi kesalahan yang pernah mereka perbuat sebelumnya, dan biasanya dilakukan tanpa sadar. Menyesal, tapi jatuh lagi, begitu berulang-ulang. Biasanya kita mengarah kepada sifat atau kebiasaan yang sepertinya sulit untuk dirubah. Jika demikian, tentu kesadaran memegang peranan penting agar kita tidak terus-terusan jatuh ke dalam jebakan yang sama. Tidak sadar atau sedikit saja lengah bisa membawa banyak kerugian baik bagi hidup kita maupun bagi perkembangan iman kita menuju keselamatan yang kekal.
Kesadaran itu sangatlah penting. Firman Tuhan berkata:  “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” (1 Petrus 5:8). Ayat ini dengan jelas mengatakan bahwa iblis hanya bisa mencari orang yang dapat ditelannya. Iblis tidak bisa serta merta mempengaruhi kita apabila tidak ada celah yang terbuka untuk dia masuki. Tanpa adanya celah, iblis hanya bisa berputar-putar di luar saja. Apabila roh kita lemah, kita rentan untuk diserang oleh berbagai macam jebakan. Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengingatkan kita untuk senantiasa berjaga-jaga dan berdoa. “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah.” (Matius 26:41, Markus 14:38). Berjaga-jaga tidak akan bisa dilakukan oleh orang yang setengah sadar. Orang yang setengah sadar biasanya lengah. Lewat Paulus kita diingatkan seperti ini: “Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi!” (1 Korintus 15:34). Perhatikan bahwa kita diingatkan bukan hanya sekedar sadar, bukan setengah sadar, bukan pula pura-pura sadar, tetapi sadar dengan sebaik-baiknya. Itulah akan menutup segala celah sehingga kita tidak terus menerus jatuh ke dalam lubang dosa yang sama.
Kita seharusnya sadar hakekat diri kita saat ini yang sudah ditebus, “yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.” (Efesus 4:22-24). Kita juga diingatkan agar selalu mampu “menanggalkan semua beban dosa yang begitu merintangi kita dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.” (Ibrani 12:1). Setiap saat dosa bisa memperlambat atau bahkan menghentikan langkah kita. Iblis selalu siap menjebak kita masuk ke dalam jeratnya kapan, dimana dan bagaimanapun. Hanya dengan kesadaran yang sebaik-baiknyalah kita bisa terhindar dari itu semua. Sulit? Tentu saja, sebab kedagingan kita yang lemah bisa membuat kita tergoda terhadap berbagai bentuk dosa terutama yang sudah pernah atau dulu sering kita lakukan. Tapi ingatlah bahwa kita bukan bergantung pada kekuatan kita sendiri, tapi Roh Allah-lah yang akan memampukan kita. Namun itu akan sulit terjadi apabila kita belum sadar sepenuhnya mengenai siapa sejatinya diri kita hari ini dan bagaimana seharusnya kita hidup dalam sebagai manusia yang baru.
Kesadaran yang bukan ala kadarnya tapi sebaik-baiknya mutlak kita jaga agar bisa waspada dari berbagai jebakan dosa termasuk kebiasaan-kebiasaan lama yang kerap menggiring kita kembali kesana.  Sadarilah baik-baik bahwa kita sudah ditebus dan dianugerahkan kedudukan tinggi sebagai anak-anak Allah. Itu tidak akan pernah sebanding dengan berbagai kenikmatan sementara yang mengandung banyak kecemaran. Jadi kita harus benar-benar sadar sepenuhnya, sebaik-baiknya dan tidak berbuat dosa lagi. Miliki tekad hari ini untuk berjalan dalam kesadaran penuh sesuai kedudukan kita yang benar di hadapan Allah. Jika anda merasa khawatir dengan kemampuan anda untuk mencegah kembalinya dosa-dosa lama, Firman Tuhan berkata: “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” (1 Petrus 5:7). Hendaklah kita semua sadar,dengan sebaik-baiknya agar kita bisa menerima berkat Tuhan sepenuhnya tanpa halangan dan terhindar dari resiko buruk bagi masa depan kita